Makassar, 7 Maret 2025 – Politeknik Pariwisata Makassar kembali menyelenggarakan acara Diseminasi dan Bedah Buku Pariwisata Nasional Series 2 (#2) pada hari Jumat, 7 Maret 2025, dengan antusiasme tinggi dari 123 peserta. Acara ini berlangsung secara daring melalui Zoom ID 977 5763 4956 dan dihadiri oleh civitas akademik dari enam Politeknik Pariwisata Negeri (PTNP) yang tersebar di berbagai kota, seperti Medan, Palembang, Bali, Bandung, Lombok, dan Makassar, serta peserta dari berbagai Dinas Pariwisata Daerah di seluruh Indonesia.
Acara ini mempertemukan dua pembicara ahli yang membahas buku terkait pengembangan destinasi wisata dan budaya lokal. Buku pertama dibahas oleh Dr. Farid Said, M.Pd. dari Politeknik Pariwisata Makassar, yang memperkenalkan bukunya Formulasi Kebijakan Pengembangan Destinasi Wisata Geopark. Sebagai ahli dalam bidang Tourism Public Policy, Dr. Farid Said mengupas peran kebijakan dalam pengembangan geopark, topik penting dalam pariwisata saat ini.
Buku kedua dibahas oleh Joel Parluhutan Tamba dari Politeknik Pariwisata Medan, yang mengangkat buku Ragam Budaya Lokal Sumatera Utara. Joel, yang lahir di Aek Kuo, Labuhanbatu Utara, memperkenalkan kekayaan budaya lokal Sumatera Utara yang dapat dijadikan daya tarik wisata.

Dr. Komang Mahawira, M.Hum, dari Politeknik Pariwisata Lombok, memberikan perspektif kritis mengenai tantangan dan peluang dalam pemasaran destinasi wisata lokal. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah, terbukti dari kehadiran penulis dari Medan, pembahas dari Lombok, dan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Moderator acara, Nurjannah, SE., MM.Par, dari Politeknik Pariwisata Makassar, memandu diskusi dengan baik. Sesi diskusi yang digelar di sela acara memberi ruang bagi peserta untuk berbagi pandangan dalam pengembangan pariwisata.
Dr. Herry Rachmat Widjaja, M.M.Par., CHE, dalam sambutannya, berharap kegiatan ini membuka wawasan baru dan memperkuat kolaborasi antar lembaga pendidikan serta dinas terkait dalam mengatasi tantangan pengembangan pariwisata di Indonesia. “Acara ini juga memberi kesempatan untuk pertukaran informasi antara berbagai daerah, dari Sumatera hingga Sulawesi,” ujarnya.
Peserta dari Dinas Pariwisata daerah seperti Kabupaten Polewali Mandar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sinjai, Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai, Dinas Pariwisata Kota Makassar, Dinas Pariwisata Poso, dan IPMI Gorontalo turut berkontribusi aktif dalam diskusi, menunjukkan keseriusan mereka dalam mengikuti perkembangan pariwisata.

Acara ini menandai pentingnya kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah daerah untuk pengembangan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan berbasis budaya lokal. Diharapkan, kegiatan ini dapat memperkaya pemahaman peserta tentang cara efektif dalam mengelola dan mempromosikan destinasi wisata di Indonesia. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi penulis, akademisi, dan pemerhati pariwisata untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam menghadapi tantangan dan peluang di industri pariwisata Indonesia*).
(Editor: Masri Ridwan)